Retconomynow.com – Jakarta, 7 Desember 2025 — Komitmen Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penanggulangan bencana alam ditunjukkan melalui mobilisasi besar-besaran di Sumatra. Wilayah Sumatra mengalami bencana banjir parah dan tanah longsor dalam beberapa minggu terakhir. TNI mengonfirmasi telah mengerahkan 30.864 prajurit. Selain itu, mereka menerjunkan 70 unit Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). Langkah ini merupakan respons cepat pemerintah. Respon cepat bertujuan untuk membantu operasi penyelamatan, evakuasi, dan distribusi logistik.
Mobilisasi prajurit dan Alutsista ini bertujuan mempercepat penanganan darurat pascabanjir yang melanda beberapa provinsi, termasuk Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Tingginya intensitas bencana dan terputusnya akses darat mengharuskan pengerahan aset militer. Aset militer ini memiliki kapabilitas unik yang tidak dimiliki oleh lembaga sipil.
TNI Kerahkan Alutsista Banjir: Alasan Pengerahan Massif
Pengerahan lebih dari 30 ribu prajurit dan 70 Alutsista TNI ini didasari oleh kebutuhan yang mendesak di lapangan. Bencana banjir skala besar menuntut respons yang terkoordinasi dan bermobilitas tinggi.
- Skala Kerusakan: Kerusakan infrastruktur yang masif (jalan terputus, jembatan ambruk) memerlukan alat berat untuk membuka akses. Kapabilitas teknik dan logistik yang dimiliki TNI sangat krusial dalam situasi ini.
- Evakuasi dan SAR: Prajurit TNI menjadi ujung tombak dalam operasi Search and Rescue (SAR). Mereka memiliki pelatihan untuk bekerja di medan ekstrem. Jumlah prajurit yang besar memastikan operasi evakuasi dapat menjangkau daerah terisolasi.
- Alutsista Khusus: Alutsista yang dikerahkan, seperti helikopter, perahu karet militer, dan truk amfibi, memiliki kemampuan untuk beroperasi di area yang terendam air. Kemampuan ini sangat penting untuk pengiriman bantuan.
Jenis Alutsista yang Diterjunkan dan Fungsinya
Total 70 unit Alutsista yang diterjunkan dalam operasi ini memiliki peran spesifik. Mereka bertujuan untuk mendukung fase tanggap darurat, mulai dari mobilitas udara hingga distribusi logistik darat.
1. Dukungan Udara: Helikopter dan Pesawat Angkut
TNI mengerahkan aset udara, terutama dari TNI Angkatan Udara (AU). Pengerahan ini bertujuan untuk memutus isolasi wilayah.
- Helikopter Angkut: Helikopter (seperti jenis Super Puma atau Heli Bell) digunakan untuk mengangkut bantuan logistik mendesak, obat-obatan, dan tim medis ke lokasi yang terisolasi. Oleh karena itu, helikopter berperan vital dalam menjaga nyawa korban di daerah yang tidak dapat dijangkau darat.
- Pesawat Angkut: Pesawat angkut, seperti Hercules, digunakan untuk memindahkan logistik dalam jumlah besar dari pangkalan utama ke bandara regional terdekat.
2. Dukungan Air: Perahu Karet dan Perahu Landing Craft
TNI Kerahkan Alutsista Banjir yang berfokus pada mobilitas di perairan. Perahu karet dan perahu Landing Craft (LCR) TNI Angkatan Laut (AL) menjadi tulang punggung evakuasi.
- Perahu Karet: Ribuan prajurit menggunakan perahu karet untuk menyusuri permukiman yang terendam. Mereka mengevakuasi warga yang terjebak di atap rumah.
- Landing Craft: Dalam beberapa kasus, TNI AL menggunakan LCR yang lebih besar untuk mengangkut pasokan bahan bakar dan alat berat melintasi sungai yang meluap atau danau.
3. Dukungan Darat: Truk dan Alat Berat
Selain itu, TNI juga menerjunkan truk serbaguna dan alat berat dari TNI Angkatan Darat (AD) untuk membuka kembali akses darat.
- Truk Amfibi: Beberapa truk militer memiliki kemampuan amfibi. Mereka dapat menerobos genangan air yang tinggi. Ini memastikan distribusi bantuan tidak terhenti.
- Alat Berat Zeni: Zeni AD mengerahkan ekskavator dan bulldozer. Alat ini digunakan untuk membersihkan material longsor yang menutupi jalan utama. Maka dari itu, mereka memainkan peran kunci dalam memulihkan akses transportasi.
Logistik dan Komando Operasi Kemanusiaan
Pengerahan 30.864 prajurit menuntut struktur komando yang sangat terintegrasi. TNI bekerja di bawah koordinasi Komando Gabungan (Kogab) yang berkoordinasi langsung dengan BNPB dan otoritas sipil daerah.
- Sistem Komando: Prajurit ditempatkan di bawah satu komando operasi bantuan. Hal ini meminimalisasi duplikasi upaya dan memastikan efektivitas penempatan sumber daya.
- Peran Prajurit: Prajurit tidak hanya melakukan evakuasi. Mereka juga mendirikan dapur umum, mendistribusikan makanan siap saji, dan membantu mendirikan posko kesehatan.
Jelasnya, mobilisasi ini menunjukkan bahwa TNI Kerahkan Alutsista Banjir dengan tujuan utama adalah membantu meringankan penderitaan masyarakat dan mempercepat transisi dari masa darurat ke fase rehabilitasi.
