Thailand Tolak Gencatan Senjata Trump, Terus Serang Kamboja dengan F-16

Thailand Terus Serang Kamboja
0 0
Read Time:3 Minute, 34 Second

Retconomynow.com13 Desember 2025 – Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja semakin memanas. Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul menegaskan bahwa aksi militer terhadap Kamboja akan terus berlanjut. Pernyataan ini muncul meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya mengklaim telah berhasil menengahi gencatan senjata antara kedua negara tetangga tersebut. Thailand Terus Serang Kamboja karena merasa ancaman terhadap wilayah dan rakyat mereka masih ada.

PM Anutin Charnvirakul mengunggah pernyataan tegas di Facebook pada Sabtu pagi. “Thailand akan terus melakukan aksi militer sampai kami merasa tidak ada lagi bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyat kami,” kata Anutin. Pengumuman pemimpin Thailand ini menanggapi tuduhan Kamboja. Kamboja menuduh Thailand terus menjatuhkan bom di wilayahnya beberapa jam setelah klaim gencatan senjata oleh Presiden AS.


1. Klaim Gencatan Senjata vs Realitas Serangan Militer

Klaim Presiden AS Donald Trump pada Jumat malam bahwa Thailand dan Kamboja telah menyepakati penghentian pertempuran segera dibantah oleh realitas di lapangan. Hanya berselang beberapa jam setelah klaim tersebut, Kamboja melaporkan adanya serangan udara baru dari Thailand.

Kementerian Pertahanan Kamboja memposting unggahan di media sosial. Mereka mengungkapkan: “Pada 13 Desember 2025, militer Thailand menggunakan dua jet tempur F-16 untuk menjatuhkan tujuh bom pada sejumlah target.” Kamboja menegaskan bahwa pasukan Thailand belum menghentikan pemboman. Mereka masih terus melakukan pemboman. Oleh karena itu, Khmer Times mengutip Kementerian Informasi Kamboja yang mengatakan dua hotel di daerah Thmor Da, Provinsi Pursat, dibom di perbatasan dengan Thailand. Serangan ini menunjukkan bahwa Thailand Terus Serang Kamboja tanpa mengindahkan seruan diplomatik.


2. Justifikasi Thailand: Menghilangkan Bahaya dan Ancaman

PM Thailand Anutin Charnvirakul menggunakan bahasa yang tegas. Ia membenarkan kelanjutan aksi militer Thailand. Justifikasi utamanya adalah melindungi kedaulatan dan keamanan warganya. Thailand melihat operasi ini sebagai tindakan yang diperlukan. Mereka harus menghilangkan bahaya dan ancaman yang dirasakan dari sisi perbatasan Kamboja.

Pernyataan Anutin mencerminkan penolakan Thailand terhadap mediasi pihak ketiga yang tidak menguntungkan. Thailand menolak tunduk pada tekanan diplomatik. Penolakan tersebut memperkuat sikap bahwa Thailand akan mengambil tindakan unilateral yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Selain itu, serangan udara, termasuk penggunaan jet F-16, menunjukkan peningkatan eskalasi konflik.


3. Target Non-Militer: Hotel dan Jembatan Menjadi Sasaran Tembak

Kementerian Pertahanan Kamboja secara spesifik menyebutkan serangan udara Thailand menargetkan gedung hotel dan jembatan pada pagi hari. Penargetan fasilitas sipil seperti hotel menimbulkan kekhawatiran serius. Meskipun Thailand sebelumnya mengklaim kasino dan kompleks perbatasan berfungsi ganda sebagai markas militer atau pusat online scam, penargetan hotel dan jembatan meluas. Hal ini meningkatkan risiko korban sipil dan kerusakan infrastruktur penting.

Media lokal melaporkan bahwa setidaknya dua hotel dibom di Thmor Da, Pursat. Serangan yang terus berlanjut ini menantang klaim Donald Trump tentang keberhasilan gencatan senjata. Tentu saja, penargetan ini meningkatkan ketegangan diplomatik dan kemanusiaan.


4. Dampak Kemanusiaan: Korban Sipil dan Pengungsi

Konflik yang terus memanas ini membawa dampak kemanusiaan yang semakin parah. Serangan yang dilaporkan terjadi di Kasino O’Smach sebelumnya sudah menyebabkan korban jiwa sipil. Keberlanjutan serangan, terutama dengan target di daerah yang padat aktivitas, meningkatkan jumlah korban. Lebih dari setengah juta orang dilaporkan telah mengungsi di sepanjang perbatasan.

Semua serangan ini menimbulkan krisis pengungsi yang harus diatasi oleh kedua negara dan komunitas internasional. Oleh karena itu, desakan untuk segera menghentikan pertempuran dan menciptakan zona aman bagi warga sipil menjadi semakin mendesak.


5. Respon ASEAN dan Peran Mediasi Global

Kegagalan gencatan senjata yang diklaim oleh Presiden AS Donald Trump menyoroti kerumitan konflik ini. Hal ini juga menyoroti keterbatasan pengaruh AS dalam sengketa regional di Asia Tenggara.

Konflik ini menuntut peran yang lebih tegas dari ASEAN sebagai organisasi regional utama. ASEAN harus mengambil inisiatif untuk mediasi. ASEAN harus mendorong dialog yang lebih efektif antara Bangkok dan Phnom Penh. Kegagalan dalam mediasi dapat membuat konflik ini berlarut-larut. Hal ini akan mengancam stabilitas regional secara keseluruhan.


6. Implikasi Jangka Panjang: Kedaulatan dan Kepercayaan

Tindakan Thailand Terus Serang Kamboja meskipun ada klaim gencatan senjata dapat merusak kepercayaan regional secara jangka panjang. Kamboja pasti mempertanyakan kedaulatan dan integritas wilayah mereka. Hal ini dapat mendorong Kamboja untuk mencari sekutu militer yang lebih kuat, termasuk China, untuk menyeimbangkan kekuatan Thailand.

Pembelian sistem rudal Barak MX dari Israel oleh Thailand, yang terjadi di tengah konflik, menggarisbawahi tekad Thailand untuk memperkuat kapabilitas militernya. Perlombaan senjata di Asia Tenggara memiliki potensi mengalihkan sumber daya pembangunan. Maka dari itu, penyelesaian damai harus menjadi prioritas. Penyelesaian ini harus didasarkan pada penghormatan terhadap kedaulatan dan perbatasan yang diakui secara internasional.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %