Retconomynow.com – 13 Desember 2025 – Pasukan Rusia dilaporkan telah menyerang dua pelabuhan Ukraina. Serangan ini merusak tiga kapal milik Turki. Salah satu kapal tersebut membawa pasokan makanan yang penting. Kabar ini disampaikan oleh pejabat Ukraina dan dikonfirmasi oleh seorang pemilik kapal Turki. Rusia Rusak Kapal Turki dalam serangan yang menargetkan infrastruktur sipil dan logistik.
Serangan ini terjadi pada hari Jumat (12/12/2025). Pasukan Rusia menargetkan pelabuhan Chornomorsk dan Odesa yang berada di wilayah Odesa barat daya Ukraina di Laut Hitam. Serangan ini memperburuk situasi keamanan di jalur perdagangan maritim vital. Juru bicara Angkatan Laut Ukraina mengonfirmasi total tiga kapal milik Turki mengalami kerusakan. Namun, ia tidak memberikan rincian tambahan. Jelas, insiden ini memicu kekhawatiran baru mengenai keamanan navigasi di Laut Hitam dan memicu respons keras dari Kiev.
1. Fakta Serangan: Lokasi, Tanggal, dan Rincian Kerusakan
Serangan yang dilakukan oleh pasukan Rusia secara spesifik menargetkan fasilitas pelabuhan. Pelabuhan Chornomorsk dan Odesa menjadi sasaran utama karena peran mereka sebagai pintu gerbang ekspor Ukraina. Peristiwa ini terjadi pada 12 Desember 2025. Pada saat itu, petugas pemadam kebakaran bergegas ke lokasi untuk memadamkan api yang melanda kapal.
Menurut laporan yang beredar, satu dari tiga kapal yang mengalami kerusakan adalah kapal pengangkut pasokan makanan. Penargetan kapal pengangkut makanan secara langsung menimbulkan pertanyaan etis. Kapal ini merupakan bagian dari rantai pasokan global. Mereka bertanggung jawab memastikan ketersediaan pangan di seluruh dunia. Selain itu, serangan yang menimpa kapal berbendera asing, meskipun dimiliki Turki, memperumit dinamika geopolitik antara Rusia, Ukraina, dan mitra regional seperti Turki.
2. Rusia Rusak Kapal Turki: Target Sipil dan Pukulan terhadap Ekonomi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mempublikasikan rekaman video di media sosial. Video tersebut menunjukkan petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api di atas kapal sipil di Chornomorsk. Zelenskyy menegaskan bahwa serangan Rusia “sama sekali tidak memiliki tujuan militer.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa serangan Rusia merupakan upaya murni untuk menghancurkan kehidupan normal di Ukraina.
Maka dari itu, penargetan kapal-kapal ini merupakan pukulan langsung terhadap ekonomi Ukraina. Pelabuhan Odesa dan Chornomorsk sangat vital. Mereka menjadi pusat ekspor hasil pertanian dan industri Ukraina. Jelas sekali, serangan terhadap infrastruktur sipil yang penting ini menimbulkan kerugian besar bagi Ukraina. Serangan ini juga mengganggu stabilitas pasar komoditas internasional.
3. Reaksi Ukraina: Kompas Moral dan Upaya Rusia Memperpanjang Perang
Volodymyr Zelenskyy memanfaatkan insiden ini untuk menyerukan komunitas global agar mempertahankan “kompas moral yang tepat.” Dia menantang dunia untuk mengidentifikasi siapa yang memperpanjang perang ini. Di sisi lain, ia juga menanyakan siapa yang berupaya mengakhirinya dengan damai.
Zelenskyy menggarisbawahi kontras antara pihak yang menggunakan rudal balistik terhadap kehidupan sipil (Rusia) dan pihak yang menyerang target yang memengaruhi fungsi mesin perang Rusia (Ukraina). Ia menilai Rusia gagal menganggap serius kesempatan diplomasi saat ini. Bahkan, ia menuduh Rusia justru melanjutkan perang dengan tujuan menghancurkan kehidupan sipil di Ukraina. Pendapat Zelenskyy ini memperkuat narasi Ukraina sebagai korban agresi yang tidak beralasan.
4. Identifikasi Kapal: Cenk T dan Keterlibatan Turki
Meskipun Zelenskyy tidak menyebutkan nama kapal yang terkena serangan, detail kapal kemudian terungkap. Kantor berita Reuters mengidentifikasi salah satu kapal yang rusak sebagai Cenk T. Kapal ini berbendera Panama. Namun, kapal Cenk T diketahui dimiliki oleh perusahaan Turki.
Reuters memverifikasi temuan ini dengan mencocokkan derek dan bangunan yang terlihat dalam rekaman video dengan citra satelit pelabuhan Chornomorsk. Secara teknis, kerusakan pada kapal milik Turki ini dapat menimbulkan konsekuensi diplomatik yang serius. Turki adalah anggota NATO dan memiliki hubungan kompleks dengan Rusia. Turki juga memainkan peran penting sebagai mediator dalam kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam di masa lalu.
5. Implikasi Geopolitik: Hubungan Rusia-Turki dan Keamanan Laut Hitam
Serangan Rusia Rusak Kapal Turki ini berpotensi meningkatkan ketegangan antara Moskow dan Ankara. Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan telah berulang kali mencoba menengahi konflik Rusia-Ukraina. Erdoğan juga telah menjaga hubungan kerja dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, serangan yang merusak aset Turki ini dapat menguji batas hubungan diplomatik tersebut.
Ankara kemungkinan akan menuntut penjelasan resmi dan ganti rugi dari Moskow. Turki memiliki kepentingan ekonomi dan keamanan yang besar di Laut Hitam. Serangan terhadap pelabuhan dan kapal dagang secara langsung mengancam kepentingan Turki. Oleh karena itu, insiden ini dapat mempengaruhi dinamika negosiasi damai di masa depan dan peran Turki sebagai penjamin keamanan di Selat Bosporus.
6. Konteks Perang: Pelabuhan dan Logistik sebagai Target Utama
Penargetan pelabuhan Ukraina secara konsisten menunjukkan fokus strategis Rusia. Pelabuhan dan jalur logistik menjadi sasaran utama Rusia. Mereka ingin melumpuhkan kemampuan Ukraina dalam mengekspor komoditas dan menerima bantuan militer. Sejak awal, Rusia telah menjadikan infrastruktur energi dan pelabuhan sebagai titik lemah Ukraina.
Serangan yang berulang kali terjadi terhadap pelabuhan Odesa dan Chornomorsk memiliki tujuan ganda. Pertama, mereka ingin merusak ekonomi Ukraina. Kedua, mereka ingin memutus akses Ukraina ke pasar global. Tindakan ini merupakan bagian dari strategi Rusia yang lebih luas. Mereka berusaha menekan Kiev melalui kerusakan ekonomi skala besar.
7. Ancaman Kesepakatan Pangan dan Stabilitas Global
Kerusakan pada kapal pengangkut pasokan makanan menunjukkan potensi bahaya terhadap stabilitas pangan global. Kesepakatan yang pernah menjamin koridor aman bagi kapal-kapal pengangkut biji-bijian telah lama gagal. Namun demikian, penargetan langsung pada kapal makanan menunjukkan eskalasi Rusia. Eskalasi ini memperburuk ketidakamanan pasokan pangan.
Maka dari itu, negara-negara yang sangat bergantung pada biji-bijian dan gandum dari Ukraina akan merasa khawatir. Insiden ini dapat memicu kenaikan harga komoditas dan krisis pangan di beberapa negara berkembang. Dunia harus segera mengutuk tindakan ini. Jelas sekali, tindakan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan perdagangan internasional.
Penutup: Desakan untuk Menghormati Hukum Maritim
Serangan yang membuat Rusia Rusak Kapal Turki di pelabuhan Ukraina menimbulkan kerugian ekonomi dan korban sipil. Serangan ini memperjelas bahwa Rusia tidak menunjukkan komitmen untuk meredakan konflik. Komunitas internasional, yang dipimpin oleh Turki dan PBB, harus meningkatkan tekanan diplomatik. Mereka harus memastikan penghormatan terhadap hukum maritim dan mengamankan jalur pelayaran sipil di Laut Hitam. Pada akhirnya, keamanan navigasi adalah kunci untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih besar.
