Kasus Narkoba Tol Lampung: Tersangka Bertambah, Pengendali Diburu

Kasus Narkoba Tol Lampung
0 0
Read Time:3 Minute, 13 Second

Retconomynow.comJakarta, 25 November 2025Kasus Narkoba Tol Lampung yang berawal dari insiden kecelakaan tunggal kini meluas. Petugas menemukan ratusan ribu pil ekstasi di dalam mobil yang terlibat kecelakaan di ruas Tol Trans Sumatera. Kini, jumlah tersangka dalam kasus ini bertambah satu orang. Tersangka baru tersebut berinisial U dan tengah menjadi buruan utama petugas kepolisian.

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Pol Sunario, mengonfirmasi perkembangan terbaru ini. “Bisa jadi bertambah. (Inisial U) Benar (sedang dalam pengejaran),” kata Sunario saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Sunario menerangkan, peran tersangka U sangat vital dalam jaringan ini. U berperan sebagai pengendali MR. MR sendiri merupakan kurir sekaligus tersangka pertama dalam kasus ini. “U (dalam lidik) berperan sebagai pengendali kurir, yaitu orang yang mengendalikan pergerakan tersangka Muhammad Raffi,” ujar Sunario. Penetapan tersangka U menunjukkan bahwa aparat penegak hukum mulai membongkar rantai distribusi yang lebih besar.

Kronologi Penemuan Ekstasi dari Kecelakaan di Tol Lampung

Kasus Narkoba Tol Lampung ini bermula pada Kamis (20/11/2025). Petugas patroli jalan tol menemukan sebuah mobil hitam mengalami kecelakaan di ruas Tol Trans Sumatera KM 136. Saat petugas melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan, mereka tidak menemukan pengemudi maupun penumpang di lokasi. Para pelaku diduga melarikan diri segera setelah kecelakaan terjadi.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Polisi Yuni Iswandari, menjelaskan langkah-langkah yang petugas ambil selanjutnya. Petugas kemudian melakukan penyisiran di area sekitar kecelakaan. “Namun, saat petugas tol melakukan penyisiran di sekitar area kecelakaan, ditemukan satu tas besar berwarna biru berisi lima tas lainnya,” katanya.

Di dalam tas tersebut, petugas menemukan tiga tas cokelat, satu tas merah tua, dan satu tas biru. Petugas menduga tas-tas ini milik pemilik kendaraan. Setelah petugas tol, TNI, dan Polri melakukan pemeriksaan bersama, mereka menemukan 34 kantong berisi zat yang diduga kuat merupakan narkotika. Secara keseluruhan, penemuan ini mengindikasikan adanya upaya pengiriman narkotika dalam jumlah yang sangat besar.

Tujuan Peredaran Narkoba di Jakarta dan Pengejaran U

Sunario menyebutkan bahwa ratusan ribu pil ekstasi itu rencananya akan diedarkan di Jakarta. Ia tidak menjelaskan detail apakah ekstasi itu akan diedarkan menjelang akhir tahun atau musim liburan. Namun, ia menegaskan tujuannya sudah jelas. “Untuk ekstasi tersebut, ya, apa tujuannya dibawa ke Jakarta, itu dilakukan untuk penjualan,” kata Sunario.

“Pasti, apakah itu sebelum tahun baru atau sekarang. Pada prinsipnya, hasil pemeriksaan barang-barang ini akan diedarkan di Jakarta,” tambahnya. Penegasan ini mengindikasikan bahwa Jakarta menjadi pasar utama atau pintu distribusi akhir dari narkotika tersebut. Nilai jual ratusan ribu pil ekstasi di pasar gelap Jakarta diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Oleh karena itu, penangkapan ini berhasil menyelamatkan ribuan jiwa dari dampak buruk narkotika.

Penambahan tersangka berinisial U sebagai pengendali kurir, Muhammad Raffi (MR), membuka dimensi baru dalam penyelidikan. Aparat kini fokus memburu U. Penangkapan U diharapkan dapat mengungkap jaringan yang lebih tinggi. Jaringan ini kemungkinan mencakup produsen atau bandar besar yang mendanai operasi pengiriman ini.

Pengejaran terhadap tersangka U melibatkan koordinasi ketat antara Bareskrim Polri, Polda Lampung, dan kemungkinan besar Polda Metro Jaya, mengingat Jakarta adalah tujuan akhir peredaran. Polisi harus menggunakan teknologi pelacakan dan analisis komunikasi untuk mengidentifikasi keberadaan U. Selain itu, polisi juga harus menyelidiki apakah jaringan ini memiliki keterkaitan dengan kelompok narkotika internasional.

Implikasi dan Komitmen Pemberantasan Narkotika

Keberhasilan penemuan ini menunjukkan efektivitas sinergi antara petugas patroli jalan tol, TNI, dan Polri. Penemuan awal yang tidak disengaja ini berubah menjadi penangkapan besar. Maka dari itu, peningkatan pengawasan di jalur logistik utama seperti Tol Trans Sumatera harus menjadi prioritas. Narkotika seringkali memanfaatkan jalur-jalur cepat ini untuk distribusi antar pulau.

Pengungkapan Kasus Narkoba Tol Lampung ini menunjukkan komitmen Polri untuk memberantas peredaran narkotika. Meskipun peredaran narkoba terus mencari cara baru, termasuk memanfaatkan kecelakaan sebagai pengalihan, aparat penegak hukum tetap siaga. Aparat harus terus meningkatkan kapasitas intelijen dan teknologi mereka. Pada akhirnya, penangkapan seluruh jaringan, mulai dari kurir hingga pengendali dan bandar besar, menjadi tujuan utama untuk memutuskan mata rantai kejahatan narkotika yang merusak.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %