Erupsi Gunung Semeru: Ketua DPR Minta Jalur Pendakian Ditutup

Erupsi Gunung Semeru
0 0
Read Time:3 Minute, 36 Second

Retconomynow.comJakarta, 20 November 2025Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terus menjadi sorotan nasional setelah gunung api aktif tersebut meletus pada Rabu (19/11/2025). Aktivitas vulkanik Semeru, yang hingga kini masih menyisakan gempa guguran lava, memicu kekhawatiran serius di kalangan pemangku kepentingan. Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinannya atas potensi bahaya lanjutan yang mengancam masyarakat di area sekitar.

Menanggapi situasi darurat ini, Puan Maharani mendesak Pemerintah Daerah dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengambil tindakan tegas. Ia secara khusus menyarankan penutupan sementara jalur pendakian dan area wisata di sekitar Semeru. “Mengingat potensi bahaya lanjutan, jalur pendakian dan area wisata di sekitar Semeru sebaiknya memang ditutup sementara secara disiplin,” kata Puan dalam keterangan resminya, Kamis (20/11/2025).

Saran ini muncul setelah insiden yang menimpa 187 pendaki yang sempat terjebak di kawasan Ranu Kumbolo saat Erupsi Gunung Semeru terjadi. Puan berharap agar keputusan penutupan tersebut dipatuhi oleh semua pihak. “Semeru adalah anugerah alam yang indah, namun keselamatan manusia tetap yang utama,” ujar Puan, menekankan prinsip keselamatan jiwa.

Prioritas Keselamatan Warga dan Evakuasi Bencana Semeru

Cucu Proklamator Soekarno ini meminta pemerintah dan tim SAR untuk memprioritaskan keamanan dan keselamatan warga dalam penanganan bencana. “Keselamatan dan keamanan warga harus menjadi prioritas. Termasuk bagi pendaki yang sempat terjebak saat Erupsi Gunung Semeru,” tegas Puan. Balai Besar TNBTS telah memastikan kondisi 187 pendaki yang sempat terjebak di Ranu Kumbolo aman. Mereka telah dievakuasi dan mulai beranjak turun menuju Ranu Pani pada Kamis pagi.

Puan juga menyoroti pentingnya proses evakuasi yang terukur. Ia menekankan agar tidak ada satu pun warga di sekitar lereng Semeru yang tertinggal dalam proses evakuasi. Oleh karena itu, evakuasi penyelamatan warga harus dilakukan secara terukur. “Semua warga harus diselamatkan,” ungkap Puan.

Selain evakuasi penduduk, Puan mendorong agar seluruh aktivitas masyarakat di zona berbahaya, terutama di wilayah aliran Besuk Kobokan, segera dihentikan. Aktivitas Awan Panas Guguran (APG) yang terjadi pada Semeru sejak Rabu pukul 14.13 WIB kemarin telah menyebabkan dampak signifikan. Sebagai contoh, jembatan Gladak Perak telah ditutup total untuk akses warga. APG yang terjadi di Semeru juga menyeruakkan aroma belerang di lokasi setempat, menyebabkan gangguan kenyamanan dan pernapasan bagi warga setempat. Pemerintah harus segera melakukan tindakan mitigasi kesehatan.

Koordinasi Lintas Lembaga dan Mitigasi Bencana Semeru

Puan Maharani meminta pemerintah daerah dan aparat terkait memastikan evakuasi berlangsung cepat, terarah, dan berlandaskan pada rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Ia menekankan pentingnya perlindungan bagi warga di pengungsian. Pemerintah daerah harus memastikan lokasi pengungsian benar-benar aman dan layak. Fasilitas kesehatan, pasokan makanan, dan kebutuhan dasar pengungsi harus tersedia tanpa kekurangan.

Mantan Menko PMK itu juga mengingatkan pemerintah agar melakukan koordinasi dalam menyampaikan informasi resmi secara jelas, cepat, dan tidak tumpang tindih. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang valid agar tidak terjebak pada rumor atau informasi keliru. “Koordinasi lintas lembaga harus lebih sigap. Penting sekali adanya respons terpadu antara BNPB, PVMBG, TNI/Polri, pemerintah daerah, hingga relawan,” ucap Puan.

Pada kenyataannya, dalam situasi peningkatan aktivitas vulkanik yang drastis, setiap menit sangat berarti. Maka dari itu, Puan menekankan, koordinasi harus berjalan tanpa hambatan administratif maupun teknis. “Sinergi antarinstansi bukan hanya penting, tetapi wajib,” sambung Puan. Komunikasi yang efektif antara pihak berwenang dan masyarakat menjadi kunci sukses penanganan bencana Erupsi Gunung Semeru.

Puan juga mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas. “Jangan memasuki zona berbahaya sebelum dinyatakan aman. Pastikan memperhatikan keamanan diri dan keluarga,” katanya. Peringatan dini dari PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus dipatuhi tanpa kompromi. Pemerintah harus menjamin informasi mengenai status gunung Semeru selalu up-to-date dan mudah diakses publik.

Mempertimbangkan Dampak Jangka Panjang Erupsi Gunung Semeru

Penanganan Erupsi Gunung Semeru tidak hanya sebatas evakuasi. Pemerintah perlu menyusun rencana kontingensi jangka panjang. Rencana ini mencakup rehabilitasi infrastruktur, seperti pembangunan kembali jembatan Gladak Perak, yang merupakan akses vital bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah harus memikirkan relokasi warga yang tempat tinggalnya berada di zona bahaya permanen.

Program trauma healing juga harus disiapkan untuk membantu warga dan anak-anak mengatasi dampak psikologis akibat bencana. Dengan demikian, penanganan bencana dapat berjalan holistik, mencakup aspek fisik, infrastruktur, maupun psikologis. Solidaritas nasional menjadi kunci untuk membantu warga Lumajang melewati masa sulit ini. Pemerintah harus memastikan ketersediaan dana darurat yang memadai untuk respons cepat dan pemulihan pascabencana. Seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk memastikan ketahanan masyarakat dalam menghadapi ancaman vulkanik di masa depan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %