Banjir Meluas di Aceh: 20 Ribu Jiwa Mengungsi, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat

Banjir Meluas di Aceh
0 0
Read Time:2 Minute, 34 Second

Retconomynow.comBanda Aceh, 27 November 2025 — Bencana hidrometeorologi melanda hampir seluruh wilayah Aceh. Kombinasi curah hujan tinggi dan tanah longsor menyebabkan Banjir Meluas di Aceh. Bencana ini telah berdampak pada 119.998 jiwa. Data terbaru menunjukkan 20.759 orang terpaksa mengungsi. Situasi semakin kritis karena 14 orang dilaporkan meninggal dunia akibat dampak langsung banjir dan longsor.

Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat bahwa banjir kini menerjang 16 kabupaten/kota. Wilayah yang terdampak tersebar luas. Wilayah ini termasuk Kabupaten Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.

“Hingga 27 November 2025 pukul 16.00 WIB, bencana berdampak pada 119.988 jiwa. Sebanyak 20.759 jiwa mengungsi,” kata Plt Kepala BPBA, Fadmi Ridwan. Ia menambahkan, sebagian besar kejadian masih dipicu oleh curah hujan tinggi, angin kencang, serta tanah longsor.

Korban Jiwa dan Status Darurat Provinsi

Angka korban jiwa akibat Banjir Meluas di Aceh ini menunjukkan tingkat keparahan bencana. Dari data sementara, 14 warga meninggal dunia. Korban jiwa tersebar di beberapa kabupaten: sembilan warga Aceh Tengah, dua di Aceh Utara, satu di Bener Meriah, dan dua warga Kabupaten Aceh Tenggara. Jumlah korban ini kemungkinan dapat bertambah seiring berlanjutnya proses evakuasi dan pencarian.

Melihat perkembangan bencana yang semakin parah, Pemerintah Aceh mengambil langkah drastis. Infrastruktur penting seperti jalan provinsi hingga jembatan penghubung antar daerah dilaporkan ambruk. Kerusakan infrastruktur ini melumpuhkan akses logistik dan bantuan kemanusiaan.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf, alias Mualem, segera menggelar rapat paripurna di DPR Aceh. Ia kemudian menetapkan status darurat bencana provinsi. “Saya Gubernur Aceh menetapkan keputusan Gubernur Aceh tentang penetapan status keadaan tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Aceh tahun 2025,” kata Mualem, Kamis (27/11).

Status Tanggap Darurat dan Upaya Penanggulangan Bencana

Penetapan status tanggap darurat bencana akan berlangsung selama 14 hari. Periode ini dimulai sejak tanggal 28 November sampai 11 Desember 2025. Penetapan ini memberikan kewenangan penuh kepada BPBA dan otoritas terkait untuk mengerahkan sumber daya secara cepat dan efektif. Dana darurat dan bantuan logistik dapat segera disalurkan.

  • Fokus Prioritas: Prioritas utama pemerintah saat ini adalah evakuasi korban yang masih terjebak dan memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi. Ketersediaan makanan, air bersih, obat-obatan, dan tenda pengungsian harus segera dipastikan.
  • Tantangan Infrastruktur: Kerusakan jalan dan jembatan menjadi tantangan terbesar. Kerusakan ini menghambat penyaluran bantuan ke daerah-daerah terisolir, khususnya di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara yang mengalami longsor parah. Pemerintah harus mengerahkan alat berat dan membangun jalur alternatif secepat mungkin.

Dampak dan Analisis Bencana Hidrometeorologi

Banjir Meluas di Aceh kali ini menunjukkan kerentanan wilayah Aceh terhadap bencana hidrometeorologi. Curah hujan tinggi yang disertai angin kencang memicu banjir bandang dan longsor di kawasan perbukitan. Deforestasi dan perubahan tata ruang di hulu sungai seringkali memperparah dampak bencana.

Angka 20 ribu lebih pengungsi menunjukkan perlunya penataan ruang pengungsian yang layak dan aman. Pemerintah pusat dan badan amal diharapkan segera memberikan dukungan tambahan untuk mempercepat masa tanggap darurat. Keberhasilan penanganan bencana ini akan sangat bergantung pada koordinasi lintas sektor antara BPBA, TNI/Polri, Kementerian Sosial, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %