Trump Umumkan Akhir Konflik Gaza, Hadiri KTT Perdamaian Mesir

Kesepakatan gencatan senjata Gaza
0 0
Read Time:5 Minute, 15 Second

Retconomynow.comJakarta, 13 Oktober 2025 – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa konflik bersenjata di Gaza telah mencapai titik akhir, menandai langkah krusial menuju stabilitas di Timur Tengah. Pernyataan ini disampaikan menjelang kunjungannya ke wilayah tersebut untuk memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian di Sharm El Sheikh, Mesir, yang bertujuan memperkuat kesepakatan gencatan senjata Gaza. Dengan kesepakatan ini, proses pembebasan sandera dan tahanan diharapkan segera dimulai, membuka jalan bagi rekonstruksi wilayah yang hancur.

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Diumumkan Secara Resmi

Trump menyatakan keyakinannya bahwa perang dua tahun di Gaza kini berakhir berkat mediasi intensif dari berbagai negara. “Konflik ini telah usai, dan kini saatnya membangun perdamaian abadi,” ujarnya kepada wartawan sebelum berangkat dari Joint Base Andrews, Maryland. Pernyataan ini sejalan dengan kesepakatan fase pertama yang ditandatangani pada 9 Oktober 2025 di Sharm El Sheikh, melibatkan pembebasan sandera dan tahanan sebagai langkah awal menuju normalisasi.

Selain itu, Trump memuji peran mediator seperti Qatar, Mesir, Turki, dan Yordania dalam merundingkan kesepakatan tersebut. Ia menekankan bahwa dukungan dari lebih dari 20 negara, termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris, menjadi fondasi bagi kesepakatan gencatan senjata Gaza. Dengan demikian, kunjungannya ke Israel dan Mesir dianggap sebagai momentum historis untuk mengakhiri siklus kekerasan yang telah menewaskan ribuan jiwa sejak eskalasi terakhir.

Trump dijadwalkan tiba di Israel setelah proses pembebasan sandera awal, di mana ia akan berpidato di parlemen Israel. Pidato ini diharapkan menekankan komitmen AS terhadap keamanan sekutunya, sambil membuka dialog untuk rekonstruksi Gaza. Oleh karena itu, kunjungan ini tidak hanya simbolis, tetapi juga strategis dalam membangun aliansi regional yang lebih kuat.

Proses Pembebasan Sandera dan Tahanan Dimulai

Sebagai bagian utama dari kesepakatan, kelompok Hamas bersiap membebaskan para sandera Israel yang masih hidup, sementara Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina. Hingga Minggu malam, negosiasi masih berlangsung, dengan Hamas meminta Israel memasukkan tujuh tokoh senior Palestina ke dalam daftar pembebasan. Menurut juru bicara kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Shosh Bedrosian, proses pembebasan sandera akan dimulai pada Senin pagi (13/10/2025). “Kami berharap 20 sandera yang masih hidup dibebaskan sekaligus,” ujar Bedrosian.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya telah meraih kemenangan besar atas Hamas. “Bersama-sama kita mencapai kemenangan luar biasa yang mengagumkan dunia. Namun, saya harus mengatakan, pertarungan ini belum berakhir sepenuhnya,” kata Netanyahu dalam konferensi pers. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, menambahkan bahwa tekanan militer selama dua tahun terakhir, disertai langkah diplomatik, merupakan kemenangan strategis atas Hamas.

Dengan demikian, proses ini tidak hanya tentang pembebasan individu, tetapi juga tentang membangun kepercayaan antarpihak. Misalnya, pembebasan tahanan Palestina diharapkan meredakan ketegangan di Tepi Barat, sementara pembebasan sandera Israel dapat memperkuat dukungan domestik bagi Netanyahu. Selain itu, kesepakatan ini mencakup komitmen untuk membuka koridor bantuan kemanusiaan, yang krusial mengingat kondisi Gaza yang parah.

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza dan KTT Tanpa Israel-Hamas

KTT Perdamaian di Sharm El Sheikh akan dipimpin oleh Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi, dihadiri lebih dari 20 pemimpin dunia, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, serta pemimpin dari Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, dan Yordania. Namun, perwakilan dari Israel maupun Hamas tidak akan hadir, menjadikan pertemuan ini sebagai forum multilateral untuk mendukung implementasi kesepakatan tanpa konfrontasi langsung.

Pertemuan ini akan membahas agenda luas, mulai dari rekonstruksi Gaza hingga normalisasi hubungan Arab-Israel. Trump diharapkan memimpin diskusi tentang bantuan internasional senilai miliaran dolar untuk membangun kembali infrastruktur Gaza yang rusak akibat perang. Oleh karena itu, KTT ini menjadi platform untuk menggalang komitmen finansial dari negara-negara donor.

Meski absen, Israel dan Hamas akan menerima laporan dari mediator. Dengan demikian, KTT dapat berfungsi sebagai jembatan diplomatik, memastikan bahwa kesepakatan gencatan senjata Gaza tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi perdamaian jangka panjang.

Kondisi di Gaza Pasca Gencatan Senjata

Memasuki hari ketiga gencatan senjata, truk bantuan mulai memasuki Gaza, membawa makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Namun, situasi di kota Khan Yunis masih kacau, dengan laporan perampasan bantuan oleh warga yang kelaparan. “Semua orang takut perang akan kembali. Kami menimbun makanan karena cemas akan eskalasi lagi,” ujar penduduk bernama Mahmud Al Muzain kepada wartawan.

PBB melaporkan bahwa lebih dari 1,9 juta warga Gaza bergantung pada bantuan, dengan 80% infrastruktur hancur. Oleh karena itu, kelancaran distribusi bantuan menjadi ujian awal bagi kesepakatan. Selain itu, upaya membersihkan puing-puing dan membangun kembali rumah sakit harus segera dilakukan untuk mencegah krisis kesehatan.

Warga Gaza menyambut gencatan senjata dengan harapan, meski skeptis. “Kami ingin perdamaian, tapi butuh jaminan nyata,” kata seorang ibu rumah tangga di Gaza City. Dengan demikian, keberhasilan kesepakatan bergantung pada komitmen internasional untuk mendukung rekonstruksi berkelanjutan.

Implikasi Regional dan Global

Kesepakatan gencatan senjata Gaza ini memiliki implikasi luas bagi Timur Tengah. Bagi Israel, ini memperkuat posisinya sebagai mitra strategis AS, sementara bagi Hamas, ini memberikan ruang bernapas untuk reorganisasi. Trump menggunakan kesempatan ini untuk mempromosikan “Deal of the Century” versi barunya, yang mencakup normalisasi dengan negara-negara Arab.

Secara global, kesepakatan ini mengurangi ketegangan minyak dunia dan meningkatkan stabilitas perdagangan. Misalnya, harga minyak Brent turun 5% setelah pengumuman Trump. Selain itu, PBB berharap ini menjadi model untuk konflik lain, seperti di Yaman atau Lebanon.

Namun, tantangan tetap ada, termasuk isu Yerusalem dan pemukiman Israel. Oleh karena itu, KTT di Mesir harus menghasilkan roadmap konkret untuk negosiasi dua negara.

Harapan untuk Perdamaian Jangka Panjang

Kunjungan Trump ke Timur Tengah ini dianggap istimewa oleh Gedung Putih, menandai komitmen AS terhadap perdamaian. Ia akan bertemu dengan keluarga sandera yang dibebaskan di Israel, menunjukkan empati manusiawi. Dengan demikian, diplomasi pribadi Trump dapat membangun kepercayaan yang hilang.

Ke depan, kesepakatan perlu didukung oleh sanksi bagi pelanggaran dan insentif ekonomi. Pemerintah Mesir, sebagai tuan rumah, berjanji memantau implementasi. Selain itu, Uni Eropa siap menyumbang 500 juta euro untuk rekonstruksi.

Kesepakatan gencatan senjata Gaza menjadi titik balik, tapi butuh kolaborasi berkelanjutan. Publik internasional menantikan hasil KTT, yang diharapkan membawa harapan baru bagi generasi mendatang di wilayah yang dilanda konflik.

Langkah Selanjutnya untuk Rekonstruksi

Rekonstruksi Gaza memerlukan investasi besar, diperkirakan mencapai 20 miliar dolar. Bank Dunia telah menyusun rencana untuk membangun kembali sekolah, rumah sakit, dan jaringan air. Oleh karena itu, KTT akan membahas pembentukan dana internasional khusus.

Israel setuju membuka perbatasan Rafah secara bertahap, sementara Hamas berkomitmen menghentikan serangan roket. Dengan langkah ini, ekonomi Gaza dapat pulih, menciptakan lapangan kerja bagi pemuda yang menganggur.

Akhirnya, kesepakatan ini mengingatkan bahwa diplomasi dapat mengalahkan kekerasan. Trump, dengan gaya khasnya, berpotensi mengubah dinamika Timur Tengah secara permanen.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %