Retconomynow.com – (6 November 2025) — Tragedi penerbangan besar mengguncang Amerika Serikat. Sebuah pesawat kargo McDonnell Douglas MD-11 yang dioperasikan oleh raksasa logistik UPS, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Louisville, Kentucky. Insiden pesawat kargo UPS jatuh ini terjadi pada Selasa (4/11) sore waktu setempat. Pesawat tersebut menghantam sebuah area bisnis di sekitar bandara dan meledak hebat.
Hingga Rabu (5/11) malam, pihak berwenang mengonfirmasi jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 12 orang. Para korban ini terdiri dari tiga awak pesawat dan sembilan orang di darat. Penyelidikan awal oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menunjukkan penyebab kecelakaan yang mengerikan: salah satu mesin pesawat terbakar dan terlepas dari sayap saat proses lepas landas.
Tragedi di Louisville: Korban Jiwa Meningkat
Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh Wali Kota Louisville, Craig Greenberg. Dalam sebuah pernyataan di media sosial X, ia mengungkapkan kesedihannya atas bertambahnya jumlah korban. “Saya sangat sedih untuk menyampaikan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 12, dengan beberapa orang masih belum diketahui keberadaannya,” tulis Greenberg.
Pesawat kargo dengan tujuan Hawaii itu jatuh pada pukul 17.15 waktu setempat (22.15 GMT). Ia menimpa area bisnis yang sedang dalam aktivitas sore hari. Ledakan besar dan kebakaran yang menyusul menghancurkan beberapa bangunan, yang menjelaskan mengapa jumlah korban di darat jauh lebih banyak daripada di pesawat.
Gubernur Kentucky, Andy Beshear, menyebut tragedi itu sebagai peristiwa yang “memilukan” dan “tak terbayangkan”. Ia menjanjikan dukungan penuh negara bagian untuk para korban dan keluarga mereka, serta untuk proses investigasi yang akan datang.
Detik-Detik Mengerikan Pesawat Kargo UPS Jatuh: Mesin Terlepas
NTSB segera mengirimkan tim investigasi penuh ke Louisville untuk memimpin penyelidikan. Anggota dewan NTSB, Todd Inman, memberikan keterangan pers awal yang mengejutkan. Ia mengonfirmasi bahwa tim telah mendapatkan dan memeriksa rekaman CCTV dari bandara.
“Rekaman tersebut menunjukkan mesin kiri terlepas dari sayap saat lepas landas,” kata Inman kepada wartawan. Temuan ini memberikan gambaran jelas mengenai detik-detik awal bencana. Terlepasnya sebuah mesin, terutama saat pesawat dalam fase kritis lepas landas (penuh bahan bakar dan menanjak), adalah skenario kegagalan struktural yang katastrofik.
Hilangnya mesin secara tiba-tiba tidak hanya menyebabkan hilangnya daya dorong yang masif. Lebih dari itu, hal ini akan merusak keseimbangan aerodinamika pesawat secara ekstrem. Selain itu, terlepasnya mesin berpotensi merusak permukaan sayap (yang berisi tangki bahan bakar) atau sistem hidrolik, yang membuat pesawat mustahil untuk dikendalikan.
Investigasi Kotak Hitam dan Fokus NTSB
Untuk melengkapi temuan visual dari CCTV, Inman mengonfirmasi bahwa tim di lapangan telah berhasil menemukan kedua “kotak hitam” pesawat. Perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) ditemukan dalam kondisi utuh di antara puing-puing. “Keduanya akan segera dikirim ke laboratorium kami di Washington untuk dianalisis,” tambah Inman.
Analisis dari kedua kotak hitam ini sangat krusial. FDR akan menunjukkan kepada penyelidik data parameter rinci dari detik-detik terakhir penerbangan. Data ini meliputi performa mesin, input kendali pilot, kecepatan, dan ketinggian. Sementara itu, CVR akan mengungkap percakapan di dalam kokpit. Penyelidik akan mendengar apa yang para kru lihat, katakan, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap keadaan darurat yang berkembang begitu cepat. Investigasi pesawat kargo UPS Jatuh ini akan berfokus pada apa yang menyebabkan mesin terbakar dan mengapa mesin itu bisa terlepas dari pylon (struktur penyangga) sayap.
Dampak Besar bagi UPS dan Sejarah Kelam MD-11
Kecelakaan pada hari Selasa ini dilaporkan sebagai yang paling mematikan dalam sejarah operasional UPS. Tragedi ini menjadi pukulan telak bagi raksasa pengiriman paket global yang sangat mengandalkan reputasi keselamatan dan keandalan. Jantung operasi global UPS, yang dikenal sebagai “Worldport,” berlokasi di Bandara Internasional Louisville Muhammad Ali. Fasilitas masif inilah yang menjadi pusat penyortiran paket global mereka, mempekerjakan ribuan orang.
Akibat kecelakaan dan investigasi yang sedang berlangsung, UPS telah menghentikan sementara operasi penyortiran paket di fasilitasnya. Penghentian ini, meskipun singkat, berpotensi menimbulkan efek domino keterlambatan pengiriman paket di seluruh dunia. Tragedi pesawat kargo UPS jatuh ini juga kembali menyoroti catatan keselamatan pesawat McDonnell Douglas MD-11. Pesawat berbadan lebar dengan tiga mesin ini, yang merupakan pengembangan dari DC-10, kini sebagian besar hanya beroperasi sebagai pesawat kargo. Pesawat ini dikenal di kalangan pilot memiliki karakteristik penanganan yang menantang, terutama pada kecepatan rendah seperti saat lepas landas dan mendarat.
Implikasi Tragedi Pesawat Kargo UPS Jatuh bagi Industri
Kecelakaan MD-11 ini dipastikan akan memicu pengawasan ketat dari regulator penerbangan, baik di AS (FAA) maupun di seluruh dunia. Penyelidikan NTSB tidak hanya akan mencari kesalahan, tetapi juga mengeluarkan rekomendasi keselamatan. Kemungkinan besar, akan ada arahan kelaikudaraan darurat (Emergency Airworthiness Directive) yang dikeluarkan untuk semua operator MD-11 yang tersisa.
Arahan ini kemungkinan besar akan mewajibkan inspeksi segera terhadap pylon mesin dan struktur sayap pada armada MD-11 lainnya. Tragedi pesawat kargo UPS jatuh ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan pentingnya perawatan armada kargo. Banyak dari armada kargo dunia merupakan pesawat penumpang yang sudah tua dan dikonversi. Insiden ini menempatkan fokus baru pada pentingnya inspeksi kelelahan logam (metal fatigue) dan integritas struktural pada pesawat-pesawat yang telah beroperasi selama puluhan tahun.
