Evaluasi Golkar: Satu Tahun Prabowo-Gibran Tunjukkan Hasil Baik, Sebagian Masih “On Progress”

satu tahun Prabowo-Gibran
0 0
Read Time:3 Minute, 47 Second

Retconomynow.com – 19 Oktober 2025 – Tepat satu tahun menjelang peringatan pertama pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, evaluasi dari berbagai pihak mulai mengemuka. Partai Golkar, sebagai salah satu pilar utama koalisi pemerintah, memberikan pandangannya. Menurut mereka, kinerja satu tahun Prabowo-Gibran telah menunjukkan hasil yang baik. Namun, mereka juga secara realistis mengakui bahwa sebagian besar program unggulan masih dalam proses pengerjaan (on progress). Oleh karena itu, hasilnya belum bisa dirasakan sepenuhnya oleh publik. Pandangan ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, yang menekankan pentingnya penilaian yang proporsional.

Analogi Menanam Pohon: Membedakan Program Jangka Pendek dan Panjang

BACA JUGA : Puskesmas Pango Raya Dikeluhkan Warga, Wali Kota Sidak dan Temukan Pintu Terkunci

Untuk menjelaskan perspektif partainya, Muhammad Sarmuji, yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR RI, menggunakan sebuah analogi yang sederhana namun mendalam. Ia mengibaratkan kebijakan dan program pemerintahan seperti menanam pohon. Hasil yang didapat sangat bergantung pada jenis tanaman yang ditanam.

“Ibarat menanam pohon, tergantung jenis tanamannya. Bayam dan kangkung bisa dipanen sebulan, durian mesti menunggu tiga sampai empat tahun,” jelas Sarmuji. Dengan kata lain, ada program-program yang dirancang untuk memberikan dampak cepat dan langsung terasa oleh masyarakat, layaknya memanen sayuran. Akan tetapi, ada pula program-program fundamental yang bersifat jangka panjang. Program-program ini memerlukan fondasi yang kuat dan proses yang bertahap, layaknya menanam pohon durian yang baru akan berbuah setelah beberapa tahun.

Menurutnya, publik dan para pengamat seringkali tidak sabar dan menuntut semua program untuk memberikan hasil instan. Padahal, banyak program strategis, seperti pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, atau peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang sifatnya seperti menanam durian. Oleh karena itu, menilai kinerja satu tahun Prabowo-Gibran hanya dari “panen kangkung” adalah sebuah tindakan yang tidak adil dan tidak proporsional.

Studi Kasus: Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

BACA JUGA : Rekonsiliasi 5 Abad: Raja Charles Akan Berdoa Bersama Paus di Vatikan

Sarmuji kemudian mengambil salah satu program paling ikonik dari pemerintahan ini sebagai contoh konkret: Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, program ini adalah contoh sempurna dari kebijakan yang memiliki tujuan ganda, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Tujuan Jangka Pendek: Tentu saja, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia secara langsung. Ini adalah “panen kangkung” yang hasilnya, seperti perbaikan status gizi, diharapkan bisa terlihat dalam waktu yang relatif cepat.

Tujuan Jangka Panjang: Namun, di balik tujuan tersebut, tersimpan potensi yang jauh lebih besar. “MBG sebenarnya program yang sangat baik. Jika berhasil, akan bisa menjadi pengungkit baru perekonomian,” kata Sarmuji. Artinya, jika program ini dikelola dengan benar, ia dapat menciptakan multiplier effect yang masif. Contohnya, dengan melibatkan UMKM lokal, para petani, dan peternak sebagai pemasok bahan baku, program ini akan menggerakkan roda ekonomi di tingkat akar rumput secara berkelanjutan. Inilah “pohon durian” yang sedang ditanam.

Kritik Konstruktif: Perlunya Perbaikan Tata Kelola MBG

BACA JUGA : Rahasia Belajar Prabowo: Tetap Baca Buku di Era ChatGPT dan Waspadai Bahaya AI

Meskipun memuji konsepnya, Golkar tidak menutup mata terhadap tantangan dalam pelaksanaannya. Sarmuji secara terbuka menyatakan bahwa tata kelola program MBG perlu diperbaiki agar manfaatnya bisa lebih optimal dan tepat sasaran. “Tata kelolanya saja yang harus diperbaiki,” tegasnya.

Ia pun memberikan beberapa saran teknis yang konstruktif. Salah satunya adalah mengenai skala operasional dapur produksi. “Perlu dipikirkan jumlah siswa yang dijangkau dalam satu dapur, apakah perlu dilakukan pengurangan,” ujar dia. Hal ini penting untuk memastikan kualitas dan kebersihan makanan tetap terjaga. Selain itu, ia mengusulkan agar pemerintah melibatkan komite sekolah secara lebih aktif. Alasannya, komite sekolah mayoritas diisi oleh orang tua siswa, yang memiliki kepentingan langsung untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan makanan yang terbaik. Keterlibatan mereka dapat menjadi mekanisme kontrol sosial yang sangat efektif.

Peran Golkar sebagai Mitra Strategis Pemerintah

BACA JUGA : Nasib Ammar Zoni: Titik Terendah dari Aktor Populer Menuju Napi Berisiko Tinggi

Pernyataan dari Sekjen Golkar ini menunjukkan posisi partai tersebut sebagai mitra strategis yang kritis namun konstruktif. Di satu sisi, mereka memberikan pembelaan yang logis terhadap kritik yang mungkin terlalu dini. Di sisi lain, mereka tidak ragu untuk memberikan masukan perbaikan yang konkret kepada pemerintah. Sikap ini penting untuk menjaga keseimbangan dan memastikan program-program unggulan tidak hanya berjalan baik di atas kertas, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Pada akhirnya, evaluasi satu tahun Prabowo-Gibran dari kacamata Golkar adalah sebuah pesan untuk publik agar lebih sabar dan proporsional. Namun, ini juga menjadi sebuah pesan untuk pemerintah agar tidak cepat berpuas diri dan terus melakukan evaluasi serta perbaikan. Jalan masih panjang, dan pohon-pohon “durian” yang telah ditanam kini memerlukan perawatan yang cermat agar kelak benar-benar bisa dipanen buahnya oleh seluruh rakyat Indonesia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %