Rekonsiliasi 5 Abad: Raja Charles Akan Berdoa Bersama Paus di Vatikan

doa bersama Raja Charles
0 0
Read Time:3 Minute, 24 Second

Retconomynow.com – 18 Oktober 2025 – Sebuah momen bersejarah akan segera terjadi. Faktanya, momen ini melambangkan rekonsiliasi dan babak baru dalam hubungan antar-gereja. Raja Charles III dijadwalkan akan menjadi raja Inggris pertama dalam hampir lima abad terakhir yang berdoa bersama seorang Paus. Peristiwa monumental ini akan berlangsung pekan depan. Saat itu, Raja Charles dan Ratu Camilla akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Vatikan. Momen doa bersama Raja Charles dengan Paus Leo XIV ini bukan sekadar seremoni. Sebaliknya, ini adalah sebuah simbol kuat. Simbol ini menandai pencairan hubungan antara Gereja Inggris dan Gereja Katolik Roma. Hubungan keduanya terpisah sejak era Raja Henry VIII pada abad ke-16.

Konteks Sejarah: Memperbaiki Keretakan 5 Abad

BACA JUGA : Palestina Luncurkan Rencana Rekonstruksi Gaza Senilai Rp1.111 Triliun

Untuk memahami betapa pentingnya peristiwa ini, kita perlu melihat kembali ke sejarah. Keretakan antara Inggris dan Roma dimulai pada tahun 1534. Saat itu, Raja Henry VIII memutuskan untuk memisahkan diri dari otoritas Paus. Hal ini terjadi setelah permintaannya untuk membatalkan pernikahannya ditolak. Akibatnya, tindakan radikal ini melahirkan Gereja Inggris (Anglican Church). Raja Inggris pun menjadi kepala gereja nasional. Sejak saat itu, hubungan kedua institusi ini diwarnai oleh ketegangan selama berabad-abad.

Memang benar, Ratu Elizabeth II telah beberapa kali bertemu dengan Paus. Namun, pertemuan tersebut lebih bersifat diplomatik. Oleh karena itu, partisipasi aktif seorang raja Inggris dalam sebuah ibadah doa ekumenis adalah sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada akhirnya, peristiwa ini adalah puncak dari upaya dialog dan rekonsiliasi yang telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir.

Rangkaian Acara Kunjungan Kenegaraan yang Padat

BACA JUGA : Tragedi Siswi SMA Ditikam di Malaysia, PM Anwar Soroti Pengaruh Media Sosial

Kunjungan kenegaraan Raja Charles dan Ratu Camilla ke Vatikan pada Kamis, 23 Oktober, memiliki agenda yang penuh makna. Puncak kunjungan ini adalah pertemuan pribadi dengan Paus Leo XIV. Pertemuan itu akan berlangsung di Istana Apostolik. Selain itu, sebagai bagian dari rangkaian acara, Raja Charles akan menerima gelar kehormatan ‘Konfrater Kerajaan’. Penganugerahan ini akan dilakukan di Basilika Santo Paulus di Luar Tembok.

Setelah itu, pada siang hari, Paus Leo XIV akan memimpin langsung sebuah ibadah doa ekumenis. Inilah momen inti di mana doa bersama Raja Charles akan berlangsung. Tentu saja, agenda Raja Charles tidak hanya berfokus pada isu keagamaan. Selanjutnya, ia juga akan menggelar pertemuan dengan sejumlah individu dan organisasi perlindungan lingkungan. Pada akhirnya, kunjungan akan ditutup pada sore hari dengan seremoni resmi penganugerahan gelar.

Makna Simbolis di Balik Gelar Kehormatan dan Doa Bersama

BACA JUGA : Biaya Visa H-1B Picu Kepanikan, Warga India Jadi Target Sabotase Daring

Gelar ‘Konfrater Kerajaan’ bukanlah sekadar gelar biasa. Faktanya, ini adalah sebuah simbol penghormatan. Komunitas Benediktin memberikan gelar ini atas upaya sang raja dalam mempromosikan dialog lintas agama. Lebih dari itu, gelar ini mengakui hubungan historis antara Kerajaan Inggris dengan biara tersebut. Dengan demikian, penganugerahan ini secara efektif ‘mengangkat’ Raja Charles sebagai anggota awam kehormatan.

Sementara itu, ibadah doa ekumenis memiliki makna yang lebih dalam lagi. Justru, inilah momen inti dari doa bersama Raja Charles dan Paus. Doa ekumenis bertujuan untuk mempromosikan persatuan di antara berbagai denominasi Kristen. Kehadiran Gubernur Tertinggi Gereja Inggris dalam ibadah yang dipimpin oleh Paus adalah sebuah pesan visual yang sangat kuat. Artinya, ini menunjukkan adanya keinginan bersama untuk mengatasi perbedaan masa lalu dan fokus pada nilai-nilai universal.

Implikasi Diplomatik dan Warisan Raja Charles

BACA JUGA : Taktik Baru Rusia: Siasat Tim Kecil Guncang Pertahanan Ukraina

Di luar signifikansi keagamaannya, peristiwa ini juga memiliki implikasi diplomatik yang penting. Kunjungan ini akan memperkuat hubungan antara Inggris dan Takhta Suci. Selain itu, kunjungan ini memperkuat citra Raja Charles sebagai seorang monarki modern yang inklusif. Faktanya, ia telah lama menyuarakan visinya untuk menjadi “Pembela Iman” secara umum. Visi ini berbeda dari gelar tradisional “Pembela Sang Iman” yang hanya merujuk pada Anglikanisme.

Langkah ini, tentu saja, sejalan dengan upayanya untuk menjadi raja bagi seluruh rakyatnya. Oleh karena itu, momen di Vatikan ini akan menjadi salah satu warisan paling penting dalam masa pemerintahannya. Pada akhirnya, ia akan dikenang sebagai raja yang memiliki keberanian untuk menyembuhkan luka sejarah. Ia juga akan dikenang sebagai pemimpin yang membangun jembatan di atas jurang pemisah yang telah ada selama 500 tahun.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %